
Sementara itu, wasit Björn Kuipers harus bersabar ketika penggemar teori konspirasi menyebutnya menyelamatkan Barcelona dalam laga El Barca menghadapi AC Milan pertengahan pekan lalu.
Di Indonesia, wasit lebih menderita. Mereka harus tahan mental untuk tidak menerima suap. Mereka juga harus tak boleh mengkerut ketika dicemooh atau diserang pendukung tuan rumah.
Nah, di belahan dunia manakah wasit benar-benar diuji nyalinya? Selain laga sepakbola di negara kita, barangkali pertandingan di negara-negara Amerika Selatan bisa menjadi ajang seberapa hebat ketahanan wasit. Selain masalah mental, setidaknya mereka harus mampu berlari cepat agar kejadian di bawah ini tidak terulang di kemudian hari.
Campeonato Amazonense di Amazonas, Brazil. Pertandingan antara Iranduba menghadapi Sao Raimundo-AM. Seperti yang dikutip Globo, salah satu pemain Iranduba, Volante Derlan melakukan aksi brutal.
Awalnya, Volante Derlan geram karena ia meyakini wasit tengah bertindak adil. Memang sebelumnya wasit memberinya kartu kuning. Derlan pun menampilkan gerak yang melecehkan sang pengadil lapangan.
Salah satu pengawas pertandingan melihat hal ini dan segera membisiki wasit. Ingin bertindak tegas, wasit pun memberi kartu merah kepada Derlan. Namun, sesuatu yang tak terbayangkan pun terjadi.
Bagaikan banteng yang melihat kain merah yang dikibarkan matador, Derlan langsung menyerang wasit. Sang pengadil lapangan berusaha kabur, namun tinju sang pemain tak kalah cepat menyerang tubuhnya. Untunglah pihak keamanan langsung sigap.
http://sidomi.com/83112/pemain-liga-brazil-ini-ditangkap-setelah-menyerang-wasit/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar